Loading Website
Harga minyaa dunia merosot, Terkena imbas Produksi tiga produsen
Pojok Pos. Pada awal perdagangan, Jumat (2/11/2018), harga minyak mentah dunia merosot usai terimbas lonjakan produksi minyak mentah oleh tiga produsen terbesar dunia yang mencapai rekor. Kondisi tersebut melebihi kekhawatiran pasokan dari sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor minyak Iran yang akan diterapkan mulai 4 November, mendatang.

Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent untuk bulan depan diperdagangkan ke posisi USD72,50 per barel pada pukul 02.40 GMT atau menyusut 39 sen yang setara 0,5% dibandingkan penutupan terakhir. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) lebih rendah 37 sen atau 0,6% menjadi USD63,32 per barel.

“Harga minyak mentah mendapatkan hantaman cukup parah karena investor terkesima pada meningkatnya persediaan global dan mencatat output tinggi pada 2018 dari negara-negara penghasil minyak,” kata Pialang Phillip Futures Benjamin Lu di Singapura.

Tercatat Brent telah jatuh lebih dari 12% sejak awal Oktober, sementara WTI telah kehilangan lebih dari 13% nilainya. Sebanyak 15 negara yang tergabung dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah mendorong produksi minyak pada Oktober menjadi 33,31 juta barel per hari (bpd), seperti disampaikan sebuah survei Reuters pekan ini.

Adapun angka tersebut naik lebih tinggi 390.000 bph dari September dan tertinggi oleh OPEC sejak Desember 2016, tepat sebelum grup mulai secara sukarela menahan pasokan pada Januari 2017 untuk menopang harga minyak dunia. Di sisi lain, produksi minyak mentah AS melonjak 416.000 bph hingga rekor 11,346 juta bpd pada bulan Agustus, yang diungkapkan dalam laporan Administrasi Informasi Energi AS (EIA).

Sementara itu setiap minggunya, produksi minyak mentah AS mencapai 11,2 juta bpd pada minggu lalu. “Pertumbuhan secara Year-on-year dalam produksi minyak mentah AS rata-rata hampir 1,5 juta barel per hari dalam delapan bulan pertama tahun ini .dengan output dari banyak daerah penghasil utama mencapai titik tertinggi,” ujar bank Barclays.

Pada awal perdagangan, Jumat (2/11/2018), harga minyak mentah dunia merosot usai terimbas lonjakan produksi minyak mentah oleh tiga produsen terbesar dunia yang mencapai rekor. Kondisi tersebut melebihi kekhawatiran pasokan dari sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor minyak Iran yang akan diterapkan mulai 4 November, mendatang.

Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent untuk bulan depan diperdagangkan ke posisi USD72,50 per barel pada pukul 02.40 GMT atau menyusut 39 sen yang setara 0,5% dibandingkan penutupan terakhir. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) lebih rendah 37 sen atau 0,6% menjadi USD63,32 per barel.

“Harga minyak mentah mendapatkan hantaman cukup parah karena investor terkesima pada meningkatnya persediaan global dan mencatat output tinggi pada 2018 dari negara-negara penghasil minyak,” kata Pialang Phillip Futures Benjamin Lu di Singapura.

Tercatat Brent telah jatuh lebih dari 12% sejak awal Oktober, sementara WTI telah kehilangan lebih dari 13% nilainya. Sebanyak 15 negara yang tergabung dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah mendorong produksi minyak pada Oktober menjadi 33,31 juta barel per hari (bpd), seperti disampaikan sebuah survei Reuters pekan ini.

Adapun angka tersebut naik lebih tinggi 390.000 bph dari September dan tertinggi oleh OPEC sejak Desember 2016, tepat sebelum grup mulai secara sukarela menahan pasokan pada Januari 2017 untuk menopang harga minyak dunia. Di sisi lain, produksi minyak mentah AS melonjak 416.000 bph hingga rekor 11,346 juta bpd pada bulan Agustus, yang diungkapkan dalam laporan Administrasi Informasi Energi AS (EIA).

Sementara itu setiap minggunya, produksi minyak mentah AS mencapai 11,2 juta bpd pada minggu lalu. “Pertumbuhan secara Year-on-year dalam produksi minyak mentah AS rata-rata hampir 1,5 juta barel per hari dalam delapan bulan pertama tahun ini .dengan output dari banyak daerah penghasil utama mencapai titik tertinggi,” ujar bank Barclays.

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: